"Mata Sehat, Investasi Bangsa"
Temu Blogger Kesehatan 2017 yang juga sekaligus bertepatan dengan Hari Penglihatan Sedunia (World Sight Day) pada tanggal 13 Oktober. Menjadi sebuah kejutan besar bagi kami, Komunitas Blogger Pontianak dengan hadirnya ibu Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Prof. Dr. dr. Nila Djuwita F. Moeloek, SpM. yang pada awalnya berdasarkan jadwal, beliau mestinya tidak bisa hadir karena sedang menghadiri Peringatan Hari Penglihatan Sedunia di kantor Gubernur provinsi Kalimantan Barat. Tak disangka-sangka, ibu Nila Moeloek menyempatkan singgah ke Hotel Aston Pontianak untuk bertemu dengan Komunitas Blogger Pontianak bersama jajarannya.
Foto bersama ibu Menteri Kesehatan RI beserta jajarannya |
Diskusi singgah tentang kesehatan umum dan kemudian memberikan pengetahuan baru buat kami yang cukup awam soal kesehatan dan perkembangan kesehatan di republik ini. Sangat-sangat tidak puas rasanya dengan kehadiran singkat itu. Masih banyak pertanyaan di kepala kami yang ingin dilontarkan. Inti dari diskusi kami dengan beliau ialah kita sebagai masyarakat wajib turut ikut-serta dalam segala program kesehatan yang pemerintah buat. Karena tanpa kesadaran dari masyarakat, apa pun yang pemerintah buat, tidak ada gunanya.
Penyampaian wejangan dari ibu Nila Moeloek |
Kemudian dilanjutkan dengan workshop "Menulis Benar tapi Tak Hambar" dari Anwari Natari atau yang biasa disapa mas Away. Banyak hal yang sederhana tapi soal menulis, tapi seringkali kita sepele-kan. Misalkan soal tanda baca. Hanya karena sebuah koma (,) saja, bisa membuat persepsi yang berbeda dari sebuah kalimat. Itu bahaya! Jadi mas Away terus mem-bully kami (yang menulisnya masih suka typo) agar selalu ingat dan tidak mengulangnya kembali.
Menulis Benar tetapi Tak Hambar oleh Anwari Natari |
Inti dari segala yang mas Away sampaikan ialah kita menulis bukan hanya untuk diri sendiri tapi juga buat orang lain. Ketika kita menulis dan menekan tombol "share", artinya kita secara sengaja telah memaksa orang lain untuk membaca tulisan kita. Maka dari itu, buatlah tulisan yang tidak hanya bagus, tapi juga buatlah tulisan dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti banyak orang.
Tidak hanya soal menulis, kami juga berkesempatan untuk berdiskusi soal kesehatan dengan drg. Oscar Primadi, Hary Agung Tjahyadi dan Aldiana Halim. Berbeda-beda pembahasan. Mulai dari drg. Oscar Primadi yang mempresentasikan perkembangan kesehatan secara umum, dilanjutkan oleh Hary Agung Tjahyadi yang menunjukkan bagaimana perkembangan pelayanan kesehatan berupa data statistik dan upaya yang telah dilakukan oleh Dinas Kesehatan, serta ditutup oleh Aldiana Halim yang menunjukkan betapa berharganya penglihatan yang kita punya.
Aldiana Halim membuat kami terpukau saat beliau memulai perbincangan. Beliau menantang kami untuk menutup mata dan kemudian nge-tweet. Alhasil ketikannya sembrawut. Kemudian kembali membuka mata dan melanjutkan nge-tweet untuk menjaga eksistensi trending topic world wide via twitter. Rasanya sangat luar biasa. Disitu kami ditunjukkan betapa bahagianya punya mata yang bisa melihat.
Beliau juga mengajarkan kami untuk mendeteksi kebutaan atau gangguan penglihatan dengan cara menhitung jari. Jika tidak bisa menghitung jari dalam jarak 3 meter, artinya gangguan penglihatan dan segera rujuk ke pelayanan kesehatan terdekat. Jika tidak bisa menghitung jari dalam jarak 6 meter, artinya buta. Aldiana Halim menegaskan bahwa semuanya bisa sembuh dan melihat. Dengan syarat segera dirujuk ke pelayanan kesehatan. Jangan menunda-nunda lagi. Karena kita tahu bagaimana bahagianya bisa melihat.
Terus beliau memberikan challenge buat kami untuk menjadi Agent of Change. Jika kita melihat orang di sekitar kita terdeteksi tidak bisa menghitung jari dari jarak 3 atau 6 meter, segera bantu mereka merujuk ke pelayanan kesehatan terdekat. Karena dengan bantuan kita, akan semakin banyak orang yang akan bahagia karena bisa melihat. Jadi kamu juga bisa menjadi Agent of Change.
Jadi jangan biarkan orang di sekitar kita bersedih. Bantu mereka untuk melihat indahnya dunia seperti tagline dari Kementrian Kesehatan, "Mata Sehat, Investasi Bangsa"
This comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDelete